Kamis, 27 September 2012

Cinta dan Sosialitas Kelamin

Cinta didefinisikan sebagai kekuatan aktif dalam diri manusia yang mampu mendobrak keterpisahan seseorang dengan sesamanya & menyatukannya kembali. Cinta membuat orang sanggup mengatasi rasa keterasingan & keterpisahan, namun cinta mengizinkannya untuk menjadi dirinya sendiri, untuk mempertahankan keutuhannya.

Definisi ini terkait erat dengan persoalan sosialitas kelamin karena sebuah persetubuhan sebagai ekspresi paling spesifik dari sosialitas kelamin adalah sebentuk interaksi yang secara total juga mempersatukan dua orang.


Dalam sebuah persetubuhan, asas resiprositas (sifat timbal balik) menemukan bentuknya yang hakiki. Dalam hubungan Ini dua manusia saling memberi & saling menerima satu sama lain sesuai fungsi seksualnya masing-masing (pada pasangan sejenis pun tetap ada yang berperan sebagai lelaki & sebagai perempuan ketika melakukan sexual intercourse). Jadi dari titik inilah singgungan antara seks & cinta menjadi erat dalam sosialitas kelamin sehingga pengertiannya sering diasosiasikan satu sama lain.

Ada banyak cara untuk mengekspresikan cinta sebagaimana ada banyak motivasi kenapa seseorang ingin menyetubuhi seseorang.

Namun hubungan seks sebagai salah satu ekspresi sosialitas kelamin dapat dilakukan dengan atau tanpa cinta, dan sebaliknya cinta pun tidak harus diekspresikan melalui sebuah hubungan seks belaka. Hanya saja, sebuah hubungan seks yang dibarengi cinta barang kali adalah idealisasi dari konsep keluhuran martabat manusia dalam perilaku seksualnya, dalam sosialitas kelaminnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar