Cinta didefinisikan sebagai kekuatan aktif dalam diri manusia yang mampu
mendobrak keterpisahan seseorang dengan sesamanya & menyatukannya kembali. Cinta
membuat orang sanggup mengatasi rasa keterasingan & keterpisahan, namun cinta
mengizinkannya untuk menjadi dirinya sendiri, untuk mempertahankan keutuhannya.
Definisi
ini terkait erat dengan persoalan sosialitas kelamin karena sebuah persetubuhan sebagai
ekspresi paling spesifik dari sosialitas kelamin adalah sebentuk interaksi yang secara
total juga mempersatukan dua orang.
Dalam sebuah persetubuhan, asas resiprositas (sifat timbal balik) menemukan bentuknya yang hakiki. Dalam
hubungan Ini dua manusia saling memberi & saling menerima satu sama lain sesuai
fungsi seksualnya masing-masing (pada pasangan sejenis pun tetap ada yang berperan sebagai
lelaki & sebagai perempuan ketika melakukan sexual intercourse). Jadi dari titik inilah singgungan antara seks & cinta menjadi erat dalam sosialitas kelamin sehingga pengertiannya sering diasosiasikan satu sama lain.
Ada banyak cara untuk mengekspresikan cinta sebagaimana ada banyak motivasi kenapa seseorang ingin menyetubuhi seseorang.
Namun
hubungan seks sebagai salah satu ekspresi sosialitas kelamin dapat dilakukan dengan atau tanpa
cinta, dan sebaliknya cinta pun tidak harus diekspresikan melalui sebuah hubungan
seks belaka. Hanya saja, sebuah hubungan seks yang dibarengi cinta barang kali adalah
idealisasi dari konsep keluhuran martabat manusia dalam perilaku
seksualnya, dalam sosialitas kelaminnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar