Selasa, 16 Maret 2010

Mengapa Mereka Tergila-gila Facebook

Teknologi untuk anak

VIVAnews - Perkembangan teknologi komunikasi memang berpengaruh besar pada gaya hidup para remaja. Menurut penelitian, para remaja rata-rata mengirim pesan singkat atau SMS 10.000 teks per tahun.
Penelitian yang dilakukan Bebo, sebuah situs jaringan sosial populer Inggris, itu mengungkap, lebih dari 2/3 remaja menggunakan ponsel dan kamera digital untuk menyimpan gambar yang merekam kehidupan mereka. Hampir 75 persen dari responden memanfaatkan situs jaringan sosial untuk berbagi foto dan berhubungan dengan teman.
Lalu, sekitar 50 persen mengatakan, berhubungan dengan 250 teman secara teratur melalui internet. Sebagian besar remaja juga berujar, menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka di internet. Hampir 1/3 dari responden mengatakan telah menyaksikan lebih dari 50 video online per minggu melalui situs-situs populer seperti YouTube dan Bebo, dan MySpace.
"Komunikasi dan sosilisasi adalah kesukaan yang paling populer di kalangan remaja hari ini," kata Sharon Gavin, Direktur Komunikasi Global Bebo, yang memiliki lebih dari 11 juta pengguna di Inggris, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk. "Jika teknologi memungkinkan mereka untuk melakukan sosialisasi lebih mudah, pasti semuanya akan lebih menarik."
Penelitian terbaru menunjukkan, penggunaan situs jejaring sosial pada dasarnya memberi banyak manfaat, bahkan untuk anak-anak. Studi MacArthur Foundation di Amerika Serikat menyimpulkan, penggunaan situs-situs seperti Bebo, Facebook dan MySpace membantu kaum muda belajar banyak hal.
"Kesukaan mereka pada teknologi, memberi mereka keterampilan bahasa dan teknologi, yang mereka butuhkan untuk berhasil di dunia kontemporer. Tanpa disadari mereka juga belajar bagaimana bergaul dengan orang lain, mengelola identitas publik, serta membuat homepage," kata Mizuko Ito, salah satu peneliti dalam penelitian 'Living and Learning with New Media'.

Gara-gara Ciuman Dipenjara Satu Bulan

Liputan6.com, Dubai: Ayman Najafi (24) seorang konsultan pemasaran Inggris yang tinggal di Dubai dan Charlotte Adams (25) seorang agen perumahan dari London Utara, mungkin tak pernah mengira kisah cinta mereka akan mampir ke terali besi.

Keduanya ditangkap dan dijatuhi hukuman kurungan satu bulan penjara, hanya karena kedapatan saling berciuman dan bersentuhan di depan umum, saat makan malam dengan teman-temannya di sebuah restoran pantai di Kota Dubai, Emirat Arab. Tak hanya dipenjara, merekapun segera akan dideportasi, demikian warta Telegraph (14/3).

Najafi dan Adams tentu tak rela diperlakukan seperti itu. Saat sidang di pengadilan banding Dubai Minggu kemarin (14/3), mereka mengatakan sebagai korban "kesalahpahaman yang besar".

"Kami hanya saling mencium pipi sebagai salam, tidak lebih," kata Najafi kepada Hakim Aysar Fouad, seraya menunjuk pipinya untuk menunjukkan di mana letak ciuman itu.

Insiden ciuman itu terjadi saat Najafi dan Adams bertemu dengan empat teman mereka untuk makan malam di Rumah Makan Bob"s Easy Diner, di depan pantai kompleks Jumeirah Beach Residence, Dubai, 27 November 2009 lalu. Seorang wanita Arab yang duduk di dekat meja para muda-mudi itu kemudian melaporkannya ke polisi.

"Putri saya mengatakan bahwa mereka berciuman di mulut," katanya. "Saya melihat mereka melakukannya sendiri. Saya juga melihat mereka saling menyentuh satu sama lain. Sejumlah pelanggan juga menyaksikan pemandangan itu." ucapnya

Setelah ditangkap, keduanya diuji alkohol dan terbukti telah minum, meski dalam batas jumlah yang kalau di Inggris masih diijinkan.

Pada sidang banding, pengacara kedua terdakwa Khalaf al Hosany mengakui pasangan itu memang saling mencium pipi, tapi sama sekali tidak ada niat untuk melanggar hukum.

"Ini merupakan bagian dari budaya mereka ciuman di pipi sebagai salam," katanya kepada hakim.

Akan tetapi berbagai upaya pembelaan itu ditolak dan mereka tetap dijatuhi hukuman penjara satu bulan serta dideportasi. Mereka juga didenda 1000 dirham karena mengkonsumsi alkohol di tempat umum.

Untuk sementara pasangan itu dibebaskan dengan jaminan dan menunggu vonisnya 4 April nanti.

Najifi dan Adams bukanlah orang Inggris pertama yang dijerat undang-undang yang ketat di negara Muslim konservatif itu. Tahun lalu, Michelle Palmer (36) dan Vince Acors (34) dijatuhi hukuman tiga bulan penjara karena melakukan hubungan seks di pantai.(MLA)

Pengaruh Blog Terhadap Marketing Dan Perlunya Corporate Blog

Pengaruh Blog Terhadap Marketing Dan Perlunya Corporate Blog

oleh Beta Ismawan (Squirrel Consulting)

Blog dan blogger adalah dua komponen di dunia Internet yang banyak mengubah arus informasi di pasar. Bicara marketing, tentu kita juga bicara komunikasi massa dan arus informasi, di mana marketer dan manajemen berusaha mempengaruhi target market yang dituju untuk yakin dengan value yang kita tawarkan. Cara yang ditempuh bermacam-macam, baik melalui advertising, promo, viral marketing, maupun publisitas.

Dahulu saat Internet belum ada, informasi mengenai produk dan layanan kita tentu dominan berasal dari perusahaan kita sendiri. Kita pada saat itu dapat lebih mudah mempengaruhi persepsi konsumen melalui media-media tradisional. Nah, di era Internet sekarang ini, pengaruh blogger sebagai customer dan reviewer semakin besar terhadap informasi yang beredar di pasar. Bahkan, untuk pasar gadget dan consumer electronics di Amerika dan Eropa misalnya, beberapa blog menjadi acuan konsumen, terutama para mania gadget (gadget freak). Contohnya adalah Engadget, yaitu sebuah blog yang sangat update akan perkembangan gadget. Silakan klik di sini untuk melihatnya.

Belum lagi situs-situs lain, untuk pasar Asia, misalnya Cnet Asia, bisa dilihat di sini. Mereka melakukan banyak sekali review akan produk consumer electronics, sehingga rasanya peran iklan tradisional yang kita luncurkan, berubah dari yang semula kita harapkan memicu purchase, menjadi cenderung beperan sebagai teaser saja, untuk mendorong konsumen mencari informasi lebih jauh di Internet.

Namun berbeda industri, tentu berbeda dampaknya. Di bidang consumer goods terutama toiletries dan food, misalnya, dampak blog terhadap efektivitas marketing tampaknya masih kecil. Hal ini dapat ditarik dari habit konsumen saat membeli consumer goods, di mana involvement begitu rendah, dan risiko dari switching produk tidak terlalu besar. Oleh karena itu, yang harus diwaspadai oleh marketer consumer goods dari blog bukanlah kemampuan blog mengulas performa produk kita, namun justru kemampuan blog untuk menyebarkan word of mouth dengan cara yang cepat dan viral.

Kemampuan teknologi informasi, baik blog, website, maupun email untuk menyebarkan informasi tentang produk kita tidak bisa dianggap remeh. Tentu kita masih ingat beberapa kasus email yang berisi berbagai informasi peringatan tentang produk tertentu. Pernah ada produk farmasi over the counter yang melalui email diisukan mengandung bahan berbahaya. Pernah pula ada hasil survei amatir tentang produk donat yang membandingkan berbagai brand donat satu dengan yang lain, dengan presumsi bahwa jika donat cepat hancur, maka pengawetnya sedikit dan lebih sehat. Jika Anda cukup aktif ber-forward ria di email dengan teman-teman sekantor, Anda mungkin pernah mendapatkan email-email seperti ini.

Orang yang awam akan suatu industri belum tentu langsung percaya jika membaca informasi-informasi yang berkaitan produk atau brand kita dari email atau blog. Mereka membutuhkan referensi yang lebih pasti. Namun demikian, sudah jamak kita mengerti bahwa informasi bagus mengenai sebuah produk menyebar begitu lambatnya, namun informasi yang buruk dan merusak brand equity produk kita cenderung menyebar begitu cepatnya.

Oleh karena itu, bagaimana agar kita dapat lebih mempengaruhi persepsi akan merek kita seiring dengan maraknya blogging? Satu langkah yang dapat ditempuh adalah membuat corporate blog sendiri. Di corporate blog tersebut, seorang brand manager dapat menjadi penulis artikelnya secara berkala, sehingga menjadi nara sumber yang lebih terpercaya bagi konsumen mengenai produk atau layanan yang dia pegang.

Saatnya manajemen ‘turun gunung’ untuk berinteraksi langsung dengan customer dan ikut melakukan blogging dalam kapasitas profesional mewakili perusahaan dan brand yang dipegang. Dengan demikian, pengaruh negatif dari blog yang menyebarkan black marketing akan berkurang, karena kita sebagai marketer pun siap untuk memberikan komunikasi yang langsung dan nyata ke konsumen, sehingga mereka dapat membandingkan informasi secara lebih objektif.