Sore ini hujan.. perjalanan yang kurang menyenangkan karena
harus melintasi jalanan basah dan berlumpur. Belum lagi macet dan
cipratan-cipratan air hujan campur lumpur yang sedari tadi menghempas motor dan
celana panjang saya. Saya pernah lihat ada artikel disalah satu media on-line
yang menuliskan, “Naik Motor saat hujan perlu skill”. Ada benarnya juga artikel
itu, karena salah-salah bisa terpeleset atau nyenggol sana nyenggol sini plus
plus. Plusnya diomelin sama pengendara lain.
Saya belum punya rencana pasti ingin menghabiskan jumat sore
kemana. Biasanya jumat sore sampai malam adalah waktu dimana saya menghabiskan
malam disuatu tempat, entah hanya nongkrong dan melamun, atau baca buku, atau
nonton sendirian. Sendirian? Kata orang apa enaknya nongkrong sendirian? Tapi
kalau kita tidak punya orang lain yang punya waktu untuk kita, sendirian itu
jadi pilihan. saya rasa tak perlu sedih dan kecewa karena saya sudah mulai
terbiasa. :) Dan bagaimana kita bisa menikmati waktu
dengan cara kita sendiri yang menyenangkan itu yang penting.
Sebenarnya saya ada janji dengan sepupu untuk menjenguk
kakak yang minggu lalu mengalami keguguran. Saya pun belum sempat menengoknya
karena selain ada konflik dengannya pada saat itu, saya juga banyak
kegiatan bersenang-senang dengan teman-teman. :)
Namun ada rencana
lain yang ingin saya lakukan, seperti spa atau massage disalah satu rumah
relax, atau nonton. Yah nonton sendiri sudah menjadi kegiatan rutin semenjak dua
bulan lalu, saat hubungan saya dengan dia berakhir. Hmm.. Apa kabar dia ya saat
ini? Terakhir bertemu dengannya kami meninggalkan banyak luka, yang sampai saat
ini pun belum sembuh benar. Tapi tak mengapa, saya hanya yakin kalau semua ini
akan berlalu dan saya akan bersyukur pada akhirnya nanti. Tuhan tentu punya
rencana yang jauh lebih baik dari rencana saya. (Berharap :))
Oia, kembali ke perjalanan pulang. Akhirnya saya memutuskan
untuk berhenti di 711 untuk mengisi perut yang sebenarnya belum terlalu
mendesak untuk diisi, tapi tetap saya isi karena tahu pasti dirumah tidak ada
yang bisa dimakan karena ibu tidak masak. (Seperti biasanya)
Makanan favourite saya disini adalah chicken katsu tanpa
nasi ditambahkan dengan tomat, acar timun, bawang Bombay yang dicacah,
tambahkan cheese, saus tomat dan saus cabe. Hmm.. mungkin bukan makanan yang
luar biasa tapi cukup enak untuk dimakan. Oia, tambahan sandwich. Sandwich
baru-baru ini menjadi salah satu makanan kesukaan saya. Yummy… :)
Setelah bayar, saya langsung menuju lantai dua. Lebih menyenangkan
duduk di teras sambil menikmati angin dingin bekas hujan yang bertiup semilir,
suara-suara kendaraan yang riuh, dan suasana yg tidak terlalu ramai pengunjung.
Begitu buka pintu, seluruh kursi penuh terisi. Kecuali ada beberapa kursi
dengan satu meja yang diatasnya penuh dengan sisa makanan pengunjung yang tidak
bertanggung jawab. Huhf.. rasanya kesal karena jelas-jelas diatas meja itu
terdapat sebuah akrilik yang menuliskan “Terima Kasih Sudah Membuang Sampah
Pada Tempatnya”. Ahh.. orang-orang Indonesia. Kalau diluar negeri sudah tentu
kena denda puluhan atau ratusan dolar.
Saya menyingkirkan sampah minuman dan makanan ke tong sampah
dengan setengah jijik karena penuh dengan abu rokok beserta puing-puingnya. Di sebelah
saya duduk dua remaja laki-laki yang sedang duduk, namun tidak ada percakapan
diantara keduanya. Hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Dimejanya tidak kalah penuh dengan sampah
bekas makanan dan minuman mereka. Remaja yang satunya sibuk dengan handphone
nya dan yang satu lagi begitu antusias melihat saya menyingkirkan sampah-sampah
yang ada diatas meja. Saya sempat melirik dan mata kami bertemu, tapi tidak
membuatnya berubah pikiran untuk tidak terus memperhatikan apa yang sedang aku
lakukan. Apa ya yang ada dipikirannya? Apa mungkin dia berpikir, “mau-maunya si
mbak beresin meja dan buang-buangin sampahnya”, gitu kali yah. Tapi buat
kenyamanan sendiri masa masa tidak mau melakukannya. Giliran saya yang berkata
dalam hati, “ini orang bukan bantuin tapi malah ngeliatin aja”. :P
Begitu meja sudah bersih, saya langsung ambil posisi dan menikmati
hidangan yang sudah saya beli. Nyam..nyam.. perut pun terisi kenyang. :)
Selesai makan, saya baru melihat sekitar, menikmati suasana
sepinya tempat ini. Hanya bunyi kendaraan yang riuh dibawah sana, ada juga
suara bajaj. Haha.. kendaraan punya Jakarta yang satu ini memang punya bunyi
yang paling khas. Tanpa melihatnya siapapun pasti tahu kalau yang lewat itu
bajaj. :D
Ada yang menarik dari pandangan saya. Sekumpulan remaja yang
sedang duduk bersama dan sangat asik mengobrol. Dilihat dari penampilan mereka,
mungkin mereka duduk dibangku SMA. Mereka tersenyum, ketawa, bercanda, hahh..
membuat saya jadi iri karena saya hanya datang sendiri kesini, tanpa
teman-teman seperti mereka. :)
Begitu asiknya mereka ngobrol, saya jadi penasaran kira-kira
apa ya yang mereka bicarakan? Saya hanya mendengar suara-suara yang tidak
begitu jelas, seperti gumaman gumaman. Dasar mata ini usil, saya curi-curi
pandang melihat kegiatan ngobrol mereka. Sedikit tersentak tapi juga memahami,
mereka bukan hanya bicara tapi sambil menggerakan tangan membentuk
isyarat-isyarat yang tentunya tidak dimengerti orang awam seperti saya atau
kebanyakan.
Sudah bisa ditebak? Ya ternyata mereka tunga rungu. Tuhan
memberikan kelebihan kepada mereka untuk tidak bisa bicara sebagaimana orang
pada umumnya. Mereka memang menjadi berbeda dengan kebanyakan orang. Tapi
bukankah yang berbeda itu malah lebih diingat daripada kesamaan-kesamaan yang
dimiliki orang lain.
Sekilas melihat mereka, pada awalnya saya menyangka mereka
adalah remaja biasa yang senang nongkrong disini bersama teman-teman dan
melakukan kenakalan-kenakalan kecil, sambil merokok misalnya. Penampilan mereka
sama dengan remaja lainnya. Setelah memperhatikan ternyata saya melihat
perbedaan itu. Mungkin saya baru kali pertama melihat sekumpulan remaja
teristimewa seperti ini. Bagaimana kalau saya menyebut mereka “Teman Diam
Saya”. Karena saya juga tidak berbicara dengan mereka, hanya diam dan
memperhatikan. Selain itu saya juga tentunya tidak kenal mereka. :)
Oia, Mind set saya
selama ini, orang-orang seperti “Teman Diam Saya”, maaf orang yang agak aneh
dan terbelakang. Sungguh-sungguh saya minta maaf pernah menilai seperti itu.
Bahkan kalau ditanya, saya yakin “Teman Diam Saya” pun tidak ingin seperti itu,
Tuhan yang memberika kelebihan itu. Dan sungguh kita yang bisa bicara dengan
baik dan benar dan lancar wajib sewajib wajibnya mensyukuri punya kesempatan
yang berbeda. Bisa berkomunikasi dengan baik, bisa mengucapkan maksud dan
kata-kata dengan jelas dan bisa belajar bahasa asing.
Seperti istilah, “ Don’t Jugde a book from the cover” itu
benar adanya. (Saya ucapkan terima kasih untuk orang yang telah mencetuskan dan
membuat kalimat itu popular sehingga saya bisa tahu dan mengutipnya disini).
Jangan pernah melihat sesuatu hanya dari yang kelihatan diluarnya saja, tapi
lihat dulu kedalamannya, yang sebenar-benarnya. Itu yang saya pelajari hari
ini. Saya berharap saya bisa mempelajari dan memahami sisi kehidupan yang lain
sehingga menjadi inspirasi dan menjadikan saya pribadi yang lebih baik. Semoga
anda juga begitu.
Salam Sore. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar