Sabtu, 12 Januari 2013

Mereka Tertawa Keras Tetapi Saya Tidak Mendengarnya



Sore ini hujan.. perjalanan yang kurang menyenangkan karena harus melintasi jalanan basah dan berlumpur. Belum lagi macet dan cipratan-cipratan air hujan campur lumpur yang sedari tadi menghempas motor dan celana panjang saya. Saya pernah lihat ada artikel disalah satu media on-line yang menuliskan, “Naik Motor saat hujan perlu skill”. Ada benarnya juga artikel itu, karena salah-salah bisa terpeleset atau nyenggol sana nyenggol sini plus plus. Plusnya diomelin sama pengendara lain. 

Saya belum punya rencana pasti ingin menghabiskan jumat sore kemana. Biasanya jumat sore sampai malam adalah waktu dimana saya menghabiskan malam disuatu tempat, entah hanya nongkrong dan melamun, atau baca buku, atau nonton sendirian. Sendirian? Kata orang apa enaknya nongkrong sendirian? Tapi kalau kita tidak punya orang lain yang punya waktu untuk kita, sendirian itu jadi pilihan. saya rasa tak perlu sedih dan kecewa karena saya sudah mulai terbiasa. :) Dan bagaimana kita bisa menikmati waktu dengan cara kita sendiri yang menyenangkan itu yang penting.

Sebenarnya saya ada janji dengan sepupu untuk menjenguk kakak yang minggu lalu mengalami keguguran. Saya pun belum sempat menengoknya karena selain ada konflik dengannya pada saat itu, saya juga banyak kegiatan bersenang-senang dengan teman-teman. :)

Namun ada rencana lain yang ingin saya lakukan, seperti spa atau massage disalah satu rumah relax, atau nonton. Yah nonton sendiri sudah menjadi kegiatan rutin semenjak dua bulan lalu, saat hubungan saya dengan dia berakhir. Hmm.. Apa kabar dia ya saat ini? Terakhir bertemu dengannya kami meninggalkan banyak luka, yang sampai saat ini pun belum sembuh benar. Tapi tak mengapa, saya hanya yakin kalau semua ini akan berlalu dan saya akan bersyukur pada akhirnya nanti. Tuhan tentu punya rencana yang jauh lebih baik dari rencana saya. (Berharap :))

Oia, kembali ke perjalanan pulang. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti di 711 untuk mengisi perut yang sebenarnya belum terlalu mendesak untuk diisi, tapi tetap saya isi karena tahu pasti dirumah tidak ada yang bisa dimakan karena ibu tidak masak. (Seperti biasanya)
Makanan favourite saya disini adalah chicken katsu tanpa nasi ditambahkan dengan tomat, acar timun, bawang Bombay yang dicacah, tambahkan cheese, saus tomat dan saus cabe. Hmm.. mungkin bukan makanan yang luar biasa tapi cukup enak untuk dimakan. Oia, tambahan sandwich. Sandwich baru-baru ini menjadi salah satu makanan kesukaan saya. Yummy… :)

Setelah bayar, saya langsung menuju lantai dua. Lebih menyenangkan duduk di teras sambil menikmati angin dingin bekas hujan yang bertiup semilir, suara-suara kendaraan yang riuh, dan suasana yg tidak terlalu ramai pengunjung. Begitu buka pintu, seluruh kursi penuh terisi. Kecuali ada beberapa kursi dengan satu meja yang diatasnya penuh dengan sisa makanan pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Huhf.. rasanya kesal karena jelas-jelas diatas meja itu terdapat sebuah akrilik yang menuliskan “Terima Kasih Sudah Membuang Sampah Pada Tempatnya”. Ahh.. orang-orang Indonesia. Kalau diluar negeri sudah tentu kena denda puluhan atau ratusan dolar.

Saya menyingkirkan sampah minuman dan makanan ke tong sampah dengan setengah jijik karena penuh dengan abu rokok beserta puing-puingnya. Di sebelah saya duduk dua remaja laki-laki yang sedang duduk, namun tidak ada percakapan diantara keduanya. Hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.  Dimejanya tidak kalah penuh dengan sampah bekas makanan dan minuman mereka. Remaja yang satunya sibuk dengan handphone nya dan yang satu lagi begitu antusias melihat saya menyingkirkan sampah-sampah yang ada diatas meja. Saya sempat melirik dan mata kami bertemu, tapi tidak membuatnya berubah pikiran untuk tidak terus memperhatikan apa yang sedang aku lakukan. Apa ya yang ada dipikirannya? Apa mungkin dia berpikir, “mau-maunya si mbak beresin meja dan buang-buangin sampahnya”, gitu kali yah. Tapi buat kenyamanan sendiri masa masa tidak mau melakukannya. Giliran saya yang berkata dalam hati, “ini orang bukan bantuin tapi malah ngeliatin aja”. :P 

Begitu meja sudah bersih, saya langsung ambil posisi dan menikmati hidangan yang sudah saya beli. Nyam..nyam.. perut pun terisi kenyang. :)
Selesai makan, saya baru melihat sekitar, menikmati suasana sepinya tempat ini. Hanya bunyi kendaraan yang riuh dibawah sana, ada juga suara bajaj. Haha.. kendaraan punya Jakarta yang satu ini memang punya bunyi yang paling khas. Tanpa melihatnya siapapun pasti tahu kalau yang lewat itu bajaj. :D

Ada yang menarik dari pandangan saya. Sekumpulan remaja yang sedang duduk bersama dan sangat asik mengobrol. Dilihat dari penampilan mereka, mungkin mereka duduk dibangku SMA. Mereka tersenyum, ketawa, bercanda, hahh.. membuat saya jadi iri karena saya hanya datang sendiri kesini, tanpa teman-teman seperti mereka. :)
 
Begitu asiknya mereka ngobrol, saya jadi penasaran kira-kira apa ya yang mereka bicarakan? Saya hanya mendengar suara-suara yang tidak begitu jelas, seperti gumaman gumaman. Dasar mata ini usil, saya curi-curi pandang melihat kegiatan ngobrol mereka. Sedikit tersentak tapi juga memahami, mereka bukan hanya bicara tapi sambil menggerakan tangan membentuk isyarat-isyarat yang tentunya tidak dimengerti orang awam seperti saya atau kebanyakan.

Sudah bisa ditebak? Ya ternyata mereka tunga rungu. Tuhan memberikan kelebihan kepada mereka untuk tidak bisa bicara sebagaimana orang pada umumnya. Mereka memang menjadi berbeda dengan kebanyakan orang. Tapi bukankah yang berbeda itu malah lebih diingat daripada kesamaan-kesamaan yang dimiliki orang lain.

Sekilas melihat mereka, pada awalnya saya menyangka mereka adalah remaja biasa yang senang nongkrong disini bersama teman-teman dan melakukan kenakalan-kenakalan kecil, sambil merokok misalnya. Penampilan mereka sama dengan remaja lainnya. Setelah memperhatikan ternyata saya melihat perbedaan itu. Mungkin saya baru kali pertama melihat sekumpulan remaja teristimewa seperti ini. Bagaimana kalau saya menyebut mereka “Teman Diam Saya”. Karena saya juga tidak berbicara dengan mereka, hanya diam dan memperhatikan. Selain itu saya juga tentunya tidak kenal mereka. :)

Oia, Mind set saya selama ini, orang-orang seperti “Teman Diam Saya”, maaf orang yang agak aneh dan terbelakang. Sungguh-sungguh saya minta maaf pernah menilai seperti itu. Bahkan kalau ditanya, saya yakin “Teman Diam Saya” pun tidak ingin seperti itu, Tuhan yang memberika kelebihan itu. Dan sungguh kita yang bisa bicara dengan baik dan benar dan lancar wajib sewajib wajibnya mensyukuri punya kesempatan yang berbeda. Bisa berkomunikasi dengan baik, bisa mengucapkan maksud dan kata-kata dengan jelas dan bisa belajar bahasa asing.

Seperti istilah, “ Don’t Jugde a book from the cover” itu benar adanya. (Saya ucapkan terima kasih untuk orang yang telah mencetuskan dan membuat kalimat itu popular sehingga saya bisa tahu dan mengutipnya disini). Jangan pernah melihat sesuatu hanya dari yang kelihatan diluarnya saja, tapi lihat dulu kedalamannya, yang sebenar-benarnya. Itu yang saya pelajari hari ini. Saya berharap saya bisa mempelajari dan memahami sisi kehidupan yang lain sehingga menjadi inspirasi dan menjadikan saya pribadi yang lebih baik. Semoga anda juga begitu.
Salam Sore. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar